Minyak Dunia Naik di Tengah Kekhawatiran Inflasi
PT BEST PROFIT FUTURES BANDUNG, PT Bestprofit – Harga minyak mentah kembali bergeliat. Harga minyak dunia naik selama sesi perdagangan yang berfluktuasi dipicu kekhawatiran tentang inflasi yang mengurangi permintaan minyak.
Kenaikan harga minyak di tengah berita bahwa China sedang mempertimbangkan untuk melonggarkan tindakan karantina COVID-19 bagi pelancong.
Melansir laman CNBC, Jumat (21/10/2022), harga minyak mentah berjangka Brent naik 14 sen menjadi USD 92,57 per barel. PT Bestprofit Futures
Harga minyak mentah West Texas Intermediate AS untuk pengiriman November, naik 16 sen menjadi USD 85,71 per barel. WTI untuk pengiriman Desember turun tipis 1 sen menjadi USD 84,51 per barel.
Baik harga minyak Brent dan WTI sebelumnya naik lebih dari USD 2 per barel.
Untuk melawan inflasi, Federal Reserve AS berusaha memperlambat ekonomi dan akan terus menaikkan target suku bunga jangka pendeknya. Ini dikatakan kata Presiden Federal Reserve Bank of Philadelphia Patrick Harker, Kamis.
Indeks dolar AS memangkas kerugian setelah komentar tersebut, membebani harga minyak. Dolar yang lebih kuat mengurangi permintaan minyak dengan membuat bahan bakar lebih mahal bagi pembeli yang menggunakan mata uang lain.
"Harker mengatakan bahwa perang melawan inflasi baru saja dimulai," kata Phil Flynn, analis Price Futures Group di Chicago. "Jadi sepertinya pasar mulai gelisah."
Mendukung harga minyak dunia, Beijing sedang mempertimbangkan untuk memotong periode karantina bagi pelancong menjadi tujuh hari dari 10 hari. "Itu dilihat sebagai indikator permintaan positif untuk pasar," kata Bob Yawger, Direktur Energi berjangka di Mizuho di New York.
Dampak China
China, importir minyak mentah terbesar di dunia, telah menerapkan pembatasan ketat terkait Covid-19 pada tahun ini, yang sangat membebani aktivitas bisnis dan ekonomi, menurunkan permintaan bahan bakar.
Larangan Uni Eropa yang membayangi terhadap minyak mentah dan produk minyak Rusia, serta pengurangan produksi dari Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya termasuk Rusia, yang dikenal sebagai OPEC+, juga telah mendukung harga minyak. OPEC+ menyepakati pengurangan produksi 2 juta barel per hari pada awal Oktober.
Secara terpisah, Presiden AS Joe Biden mengumumkan rencana menjual sisa Cadangan Minyak Strategis (SPR) negara itu pada akhir tahun, sebesar 15 juta barel minyak.
Kemudian akan mulai mengisi kembali persediaan saat mencoba untuk meredam tingginya harga bensin menjelang pemilihan paruh waktu pada 8 November.
Pengumuman tersebut, bagaimanapun, gagal menurunkan harga minyak, karena data resmi AS menunjukkan bahwa SPR pekan lalu turun ke level terendah sejak pertengahan 1984, sementara stok minyak komersial turun secara tak terduga.
Sumber
liputan6.com
best profit, bestprofit, pt bestprofit, pt best profit, best, pt best, bpf
pt bpf, bestprofit futures, pt bestprofit futures, Bestprofit futures, pt best profit futures
PT BESTPROFIT FUTURES BANDUNG
Comments