Minyak Dunia Mengucur Turun 2 Persen
PT BEST PROFIT FUTURES BANDUNG, Best Profit – Harga komoditas enegeri kehilangan pamornya. Harga minyak dunia turun sekitar 2 persen karena China mempertahankan kebijakan nol-COVID dan kenaikan suku bunga AS mendorong Dolar, meningkatkan kekhawatiran resesi global yang akan menghambat permintaan bahan bakar.
Kerugian dari penurunan harga minyak hari ini ini masih dibatasi oleh kekhawatiran atas pasokan yang ketat. Melansir laman CNBC, harga minyak Brent berjangka turun USD 1,49, atau 1,5 persen menjadi ke posisi USD 94,67 per barel.
Sementara harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun USD 1,83, atau 2,0 persen menjadi menetap di USD 88,17 per barel. Bestprofit
Kedua tolok ukur harga minyak dunia ini telah naik lebih dari USD 1 sehari sebelumnya, dibantu oleh penurunan lain persediaan minyak AS.
Bahkan ketika Federal Reserve menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin dan Kepala Bank Sentral AS Jerome Powell mengatakan terlalu dini untuk mempertimbangkan menghentikan kenaikan suku bunga.
Kondisi yang mendorong Dolar AS menguat, dengan Powell menunjukkan bahwa suku bunga AS kemungkinan akan mencapai puncaknya di atas ekspektasi investor saat ini.
Dolar yang kuat mengurangi permintaan minyak dengan membuatnya lebih mahal bagi pembeli yang menggunakan mata uang lain.
“Minyak sedang berjuang melawan prospek ekonomi global yang melemah dan dolar yang melonjak. Tampaknya pendorong bearish ini tidak akan mereda dalam waktu dekat," kata Edward Moya, Analis Pasar Senior di perusahaan data dan analitik OANDA.
Jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran secara tak terduga turun pekan lalu. Hal yang menunjukkan pasar tenaga kerja tetap kuat meskipun permintaan domestik melambat di tengah kenaikan suku bunga Fed yang besar dan kuat untuk menjinakkan inflasi.
Tidak Hanya Amerika
Amerika Serikat bukan satu-satunya negara melakukan pengetatan kebijakan. Bank of England menaikkan suku bunga paling banyak sejak 1989 tetapi juga memperingatkan Inggris menghadapi resesi yang panjang.
"Meningkatnya kecemasan tentang perlambatan pertumbuhan pasti akan berdampak pada permintaan minyak global dan revisi penurunan lainnya dalam rangkaian perkiraan berikutnya bukanlah ide yang dibuat-buat," kata analis PVM Oil Tamas Varga.
Penanganan Covid Ketat di China
Sementara itu, kasus COVID-19 mencapai level tertinggi dalam dua setengah bulan setelah otoritas kesehatan terjebak kebijakan penahanan yang ketat, meredam harapan investor untuk pelonggaran pembatasan yang menghantam ekonomi terbesar kedua di dunia itu.
Selain itu, konsumsi gas alam China mungkin mencatat penurunan pertama pada tahun 2022 dalam dua dekade di tengah kesulitan ekonomi, dengan permintaan musim dingin ini akan meningkat lebih moderat daripada tahun-tahun sebelumnya, kata pejabat energi negara.
Pembuat kebijakan China berjanji pada hari Rabu bahwa pertumbuhan masih menjadi prioritas.
Sumber
liputan6.com
best profit, bestprofit, pt bestprofit, pt best profit, best, pt best, bpf
pt bpf, bestprofit futures, pt bestprofit futures, Bestprofit futures, pt best profit futures
PT BESTPROFIT FUTURES BANDUNG
Commenti