Harga Minyak Dunia Meroket
PT BESTPROFIT FUTURES BANDUNG, Best Profit – Harga minyak berakhir lebih tinggi pada perdagangan Rabu (Kamis waktu Jakarta). Harga minyak dunia hari ini membalikkan penurunan sebelumnya karena para pedagang mengantisipasi penurunan lebih lanjut persediaan minyak mentah AS menyusul pengurangan produksi yang berkepanjangan di Arab Saudi dan Rusia.
Dikutip dari CNBC, Kamis (7/9/2023), harga minyak mentah berjangka Brent ditutup naik 56 sen menjadi USD 90,60 per barel. Sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) berjangka AS diselesaikan 85 sen menjadi USD 87,54. Kedua patokan harga minyak dunia tersebut naik sebesar USD 1 dan kemudian mengurangi keuntungannya.
"Kami memiliki persediaan minyak mentah yang cukup rendah di AS, dengan penarikan minyak mentah dalam jumlah besar selama beberapa minggu mendorong harga naik,” kata Bob Yawger, direktur energi berjangka juga di Mizuho. Bestprofit Bandung
Enam analis yang disurvei oleh Reuters memperkirakan rata-rata persediaan minyak mentah AS turun sekitar 2,1 juta barel dalam seminggu hingga 1 September.
Jajak pendapat tersebut dilakukan menjelang laporan dari kelompok industri American Petroleum Institute, yang akan dirilis pada pukul 16:30 EDT (2030). GMT) pada hari Rabu, dan Administrasi Informasi Energi AS, dijadwalkan pada pukul 11.00 EDT (15.00 GMT) pada hari Kamis.
Kedua kumpulan data tersebut tiba satu hari lebih lambat dari biasanya karena libur Hari Buruh pada hari Senin.
Pasokan Minyak
Pada hari Selasa, Arab Saudi dan Rusia memperpanjang pengurangan pasokan minyak secara sukarela hingga akhir tahun. Pemotongan yang dilakukan Saudi sebesar 1 juta barel per hari (bpd) sementara Rusia telah memangkas 300.000 barel per hari.
Jumlah ini melebihi pemotongan pada bulan April yang disepakati oleh beberapa produsen OPEC+ yang berlaku hingga akhir tahun 2024.
Kedua negara akan meninjau kondisi pasar dan membuat keputusan bulanan mengenai pemotongan atau meningkatkan produksi minyak.
Pasokan Jangka Pandek
Mencerminkan kekhawatiran pasokan jangka pendek, minyak mentah berjangka Brent bulan depan diperdagangkan mendekati level tertinggi dalam sembilan bulan pada USD 4,13 per barel di atas harga dalam enam bulan. Spread yang setara untuk WTI berjangka AS mencapai USD 4,88 per barel, juga mendekati level tertinggi dalam sembilan bulan.
Harga minyak turun sejak awal karena kekhawatiran kenaikan suku bunga dan kekhawatiran investor terhadap perekonomian setelah data menunjukkan Indeks Manajer Pembelian (PMI) non-manufaktur ISM berada di 54,5, dibandingkan dengan ekspektasi 52,5.
Terhadap sejumlah mata uang, dolar naik ke level tertinggi 105,00, di atas level tertinggi enam bulan di 104,90 yang dicapai semalam. Penguatan dolar dapat membebani permintaan minyak karena membuat minyak mentah lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
Para analis memperingatkan bahwa kenaikan harga dapat menekan permintaan ketika kilang-kilang AS memasuki periode pemeliharaan pada September-Oktober. Potensi pasokan yang lebih tinggi dari Iran, Venezuela, dan Libya juga dapat membebani.
Perusahaan riset IIR Energy mengatakan pada hari Rabu bahwa pihaknya memperkirakan penyulingan minyak AS akan meningkatkan kapasitas penyulingan yang tersedia sebesar 274.000 barel per hari untuk pekan yang berakhir 8 September.
Sumber
liputan6.com
best profit, bestprofit, pt bestprofit, pt best profit, best, pt best, bpf
pt bpf, bestprofit futures, pt bestprofit futures, Bestprofit futures, pt best profit futures
PT BESTPROFIT FUTURES BANDUNG
Comments